Kamis, 02 April 2009

Budidaya Daphnia sp.


I. Persiapan wadah.

Persiapan wadah Budidaya bertujuan untuk mengoptimalkan wadah Budidaya agar media kultur Daphnia sp. bersih dan layak untuk budidaya. Tahap pertama dalam melakukan budidaya kita harus mempersiapkan wadah budidayanya. Wadah yang di gunakan untuk kultur Daphnia sp. yaitu berupa bak beton yang berbentuk segi enam. Volume bak yaitu 2,16 m3. Langkah pertama untuk persiapan wadah yaitu dinding dan dasar bak di bersihkan oleh sikat dan di semprot dengan air agar kotoran yang menempel di dinding dan dasar bak bersih. Setelah bak di bersihkan lalu dipasang peralon autlet. Peralon itu di pasang di tengah-tengah bak karna penempatan autlet yaitu di tengah-tengah bak budidaya, ukuran paralon tersebut yaitu sekitar 1 meter. Selanjutnya kita pasang aerasi untuk suplai oksigen. Pada dasarnya kebutuhan oksigen untuk perkembangan Daphnia sp. yaitu lebih dari 2 ppm.

Setelah bak di bersihkan dan peralon serta aerasi di pasang, sebaiknya bak jangan dulu di isi akan tetapi bak di keringkan dulu selama 1 hari agar bakteri, dan organisma lain tidak berkembang biak di wadah budidaya Daphnia sp. sehingga dapat mengganggu dalam budidaya daphnia serta organisme lain tidak menjadi pesaing dalam perebutan oksigen dalam budidaya Daphnia sp. tersebut. Langkah selanjutnya yaitu mengisi bak dengan air dengan ketinggian air 80 cm. Setelah di isi air terlebih dahulu kita cek ph dan suhu bak tersebut. Kemudian bak tersebut kita kasih pupuk, dosis pupuk yang di berikan yaitu 2,4 gram/ liter. Pupuk bertujuan untuk kelangsungan hidup Daphnia dan sebagai bahan makanan Daphnia sp. perlu kita ketahui bahan makanan Daphnia sp yaitu phytoplankton, ketersediaan phytoplankton harus cukup agar perkembangan Daphnia sp. berkembang cepat. Bak budidaya daphnia di pupuk maka bak tersebut akan menimbulkan fhitoplankton, dan selanjutnya daphnia akan memakan phytoplankton. Pupuk yang di gunakan untuk budidaya daphnia yaitu pupuk kandang berupa kotoran ayam.


II. Inokulasi

Inokulasi Daphnia sp. dapat dilakukan dengan memakai sitem induk Daphnia sp yaitu Daphnia dewasa atau indukan. Inokulasi di ambil indukannya dari tempat penyediaan induk yang ada di bak khusus induk. Daphnia sp. di perairan dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu untuk menghitung kepadatan Daphnia pada saat inokulasi maupun masa Budidaya, dapat di lakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau mikroskop. Cara pengambilan Daphnia sp. induk dari bak yaitu Daphnia diambil dari dalam bak, lalu di masukan kedalam wadah yang telah di aerasi agak besar sehingga apabila Daphnia di masukan kedalam wadah tersebut tidak kekurangan oksigen. Setelah di dapatkan indukan maka di tebar di bak kultur. Padaat tebar Daphnia di bak yaitu 12 ekor/liter.


III. Pengelolaan Kualitas Air

Penelolaan kualitas air Daphnia sp. merupakan salah satu kegiatan budidaya Daphnia karna kualitas air yang bagus akan menentukan keberhasilan dalam melakukan budidaya. Air adalah tempat media budidaya, maka kita harus memperhatikan kualitas air yang ada pada wadah budidaya. Pengontrolan kualitas air dengan menggunakan Tetra test berfungsi sebagai pengontrol pH, NO2- dan NO3-. Pengontrolan di lakukan setiap hari. Untuk dapat hidup dan berkembang biak dengan baik, Daphnia sp. membutuhkan lingkungan dengan suhu 210 C, oksigen terlarut 2 ppm dan pH 6,5-8,5. Dahnia sp. juga hidup pada suhu antara 24-280 C dan pH 6,3-6,7 dan penetasan Dahpnia sp. yang baik adalah pada suhu 210 C. (Gusrina,2006)

Parameter

(rata-rata)

Minggu ke-

1

2

3

4

5

6

7

pH

7,2

7,5

7,2

7,5

7,5

7,2

7,5

Suhu

23

24

22

23

23

24

23

NO2-

-

-

5

5

5

5

5

NO3-

-

-

5

10

10

5

10


IV. Pemupukan

Dalam proses budidaya daphnia dilakukan pemupukan didalam wadah budidaya yang bertujuan untuk menumbuhkan phytoplankton. Kepadatan phytoplankton yang dibutuhkan budidaya daphnia adalah 105-106 sel/ml media budidaya. Pemupukan wadah budidaya dengan dosis 2,4 gram/liter. Tetapi menurut literatur ada yang mengguanakan dosisi 500 gr/m3.

Daphnia memakan berbagai macam bakteri, ragi, alga bersek tunggal, dan detritus. Tetapi dalam kegiatan makanan utamanya yaitu memakan Phytoplankton sebagai makanan utama. Daphnia mengambil makanannya dengan cara menyaring makanan atau “filter feeding.”. Dalam memelihara Daphnia agar tumbuh dan berkembang dilakukan pemupukan susulan yang bertujuan untuk menumbuhkan phytoplankton, baktekri dan organisme yang lainya. Pupuk susulan di lakukan 2 minggu sekali dengan dosis 30 % dari pemupukan pertama. Tetapi harus juga diingat dalam pemupukan susulan jumlah pupuk yang di berikan jangan berlebihan karena hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya blooming phytoplankton. Hal tersebut akan menaikan kadar amoniak tinggi dan perebutan oksigen.


V. Perkembanganbiakan Daphnia sp.

Daphnia sp. berkembang biak secara parthenogenesis (tanpa melakukan proses perkawinan) dan seksual atau kawin. Perbandingan jenis kelamin pada daphnia menunjukan keragaman dan tergantung pada kondisi lingkungannya pada lingkungan yang baik, hanya berbentuk individu betina tanpa individu jantan. Kondisi ini, telur akan dierami di dalam kantong pengeram hingga menetas anak daphnia sp. di keluarkan pada waktu pergantian kulit. di samping individu betina di hasilkan individu jantan yang dapat mendominasi populasi perbandingan 1 ; 27. Dengan munculnya jantan, populasi yang berekproduksi secara seksual akan membentuk efia atau resting egg di sebut juga siste yang akan menetas jika kondisi perairan baik kembali.

Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm, anak pertama 0,8 mm di hasilkan secara parthenogenesis. PDaphnia mulai muncul atau berkembang biak pertama kali pada umur 6-7 hari. Pada lingkungan yang suhu rata 22-240 C dengan pH 7,5. Daphnia sp. sudah menjadi dewasa dalam waktu 4 hari dengan umur yang dapat mencapai 12 hari. Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29 ekor. Jadi selama hidupnya hanya dapat beranak tujuh kali dengan jumlah yang di hasilkan 200 ekor. (Gusrina, 2006).

Dalam masa pemeliharaan daphnia kita perlu mengamati kepadatannya. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara pengambilan sampling. Apabila jumlah Dahnia yang ada sangat banyak, pertama-tama kita aduk bak tersebut lalu kita ambil daphnia yang ada di bak lalu kita ambil dan encerkan pada gelas 100 ml. Setelah di encerkan maka kita hitung di wadah penghitungan.


VI. Pemanenan

Pemanenan di lakukan pada saat sinar matahari masuk pada perairan bak, karna pada waktu matahari masuk ke perairan maka Daphnia akan muncul sehingga dapat mempermudah dalam pemanenan Sebelum melakukan pemanenan, terlebih dahulu kita mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Alat yang di gunakan yaitu seser yang berukuran halus, mangkuk palstik dan sendok.

Langkah pertama dalam melakukan pemanenan menggunakan seser halus dengan cara mengaduk-aduk dalam wadah budidaya, agar daphnia mengumpul sehingga mudah untuk mengambilnya.Lalu daphnia di tangkap, Setelah daphnia di tangkap oleh seser maka Daphnia tersebut di ambil dengan menggunakan sendok lalu di paking denganmasukan ke dalam plastik yang sudah berisi air.



Budidaya Ikan Mas Sinyonya


I. Seleksi induk

Seleksi induk ikan mas sinyonya di lakukan pada sore hari. Untuk mendapatkan telur dan benih yang unggul kita harus menyeleksi induk tersebut, induk yang sudah layak di pijahkan yaitu induk yang tingkat kematangan gonadnya sudah optimal. Induk ikan mas yang diseleksi minimal berumur 1,5-2 tahun. Ciri-ciri induk siap pijah yaitu perut besar bila diraba terasa lunak, gerakan lambat untuk ikan betina bila di urut mengeluarkan telur, jika jantan mengeluarkan cairan putih.

Seleksi induk didasarkan pada bentuk luar atau sifat-sifat yang tampak (fenotipe) yang terbaik menurut si penyeleksi, misalnya dalam hal peningkatan berat, panjang dan pola sisik atau bentuk badan tertentu, ketahanan terhadap penyakit atau sifat lain yang sudah diamati. Seleksi induk bisa dikatakan baik apabila semua kretaria-keretaria yang disebutkan di atas sudah kepenuhi. Setelah seleksi induk benar-benar bisa di katakan baik maka induk tersebut bisa kita pijahkan dan akan mendapatkan telur yang baik dan larva yang dihasilkan akan mendapatkan larva yang unggul.


II. Pemijahan semi buatan

Induk ikan mas sinyonya diseleksi maka kita pijahkan, kegiatan pemijahan dengan cara pemijahan semi buatan. Induk yang digunakan dengan jumlah induk jantan 10 ekor dan indukbetina 2 ekor. Pada pemijahan semi buatan di perlukan penyunntikan, penyuntikan tersebut menggunakan hormon.

Hormon yang digunakan untuk merangsang pemijahan yaitu hormon ovaprim, rangsangan ini diutamakan untuk induk betina. Induk jantan dan betina ditampung pada Hapa. Penimbangan induk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah hormon ovaprim yang akan disuntikkan. Penyuntikan induk ikan mas secara semi buatan dilakukan satu kali penyuntikan pada pukul 04.00 WIB. Dosis ovaprim 0,5 cc/kg induk. Induk ditangkap menggunakan lap basah kemudian penyuntikan dilakukan pada bagian punggung (intra muscular). Induk yang sudah disuntik dikembalikan lagi ke hapa pemijahan. Untuk memudahkan pengecekan proses pemijahan ditambahkan beberapa ekor jantan ke dalam hapa pemijahan.

Proses pemijahan akan terjadi pada selang waktu 10-12 jam setelah penyuntikan, ditandai dengan mulai berkejar-kejarannya induk dan suara ceburan air seperti pada pemijahan alami. Setelah sudah kelihatan memijah dan telur itu menempel banyak dikakaban maka si kakaban tersebut di balikkan sehingga telur yang menempel merata. Setelah semua telur ke luar maka kita angkat dan pindahkan ke kolam induk. Dan kakaban tersebut di pindahkan ke hapa pemijahan.


III. Penetasan Telur dan Penanganan larva.

Penetasan telur induk ikan mas sinyonya di lakukan dalam hapa pemijahan, tetapi induk yang sudah pijahkan itu dipindahkan ke tempat penanganan induk lagi. Telur menempel pada substrat dan akan menetas. Telur ikan mas akan menetas pada umur 2-3 hari atau sekitar 48-72 jam setelah pembuahan setelah menetas kakaban yang diada pada penetasan itu di angkat dan di bersihkan lagi dengan cara mencelupkan kakaban ke kolam pendederan sehingga larva langsung di panen di tempat pendederan. Pada umumnya panen larva dilakukan setelah larva berumur 4-5 hari.

Pemanenan larva ikan mas sinyonya berumur 4-5 hari, cara pemanenan larva berumur 4 hari dengan cara di serok dan di sempling untuk mengetahui berapa padat tebar dikolam tersebut. Larva yang dipanen tersebut belum di kasih pakan selama 4 hari, karena masih ada kuning telur. Setelah ditebar maka ikan tersebut mulai memakan pakan alami yang sudah di siapkan.

IV. Pendederan

Pendederan I yaitu larva yang di dederkan sudah berumur 5 hari. Lama pemeliharaan pada kolam pendederan I selama 2 minggu dengan ukuran benih yang dihasilkan 1-3 cm. Untuk Pendederan I tidak dilakukan sampiling pertumbuhan karena untuk ukuran larva terlalu kecil untuk di sampling. Pendederan dilakukan di kolam beton dengan luas 340 m2, kedalaman kolam 1,3 m dengan tinggi air 70-100 cm. Padat penebaran untuk pendederan I sebanyak 670 ekor/m2.

Pakan yang diberikan yaitu pakan alami dan pakan buatan berupa tepung dengan kadar protein 28%-30%. Pemberian pakan dilakukan secara adlibitum. Cara pemberian pakan tepung atau pelet di beri air dan di aduk sampai lumat dan langsung dapat ditebar di pinggir kolam pendederan secara merata. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore. Selain diberi pakan alami dan pakan buatan, larva di P.I juga diberi penambah nutrisi berupa susu cair. Tingkat kehidupan benih (SR) pada pendederan I (hasil dari pemijahan alami) mencapai 98,8 %,