Minggu, 05 April 2009

Pembenihan Udang Galah


I. Pengelolaan induk

  • Pengadaan Induk

Induk yang digunakan dalam kegiatan pembenihan biasanya berasal dari seleksi induk atau bisa juga dari hasil kegiatan pembesaran yang di seleksi kembali untuk indukan.

  • Seleksi Induk

- Jantan

Ø Bentuk tubuh bagian perut lebih ramping dan ukuran pleuronnya lebih pendek

Ø Letak kelamin terdapat dibaris pasangan kaki jalan kelima

Ø Bentuk dan ukuran kaki jalan ke dua sangat mencolok, yakni besar dan panjang mirip galah

- Betina

Ø Bagian tubuh tumbuh dan pleuronnya agak memanjang

Ø Alat kelamin terdapat pada baris pasangan kaki jalan ketiga

Ø Pasangan kaki jalan ke dua lebih kecil dan tidak mencolok

  • Pemeliharaan induk.

Induk di pelihara di bak persegi panjang, dengan ukuran 4 x 2,5 x 2 m3, dalam bak pemelihaan induk sebaiknya di lengkapi dengan selter berguna sebagai pelindung. Selter yang digunakan yaitu pipa PVC dengan ukuran 4-5 inci. Induk di pelihara setelah kegiatan seleksi dalam pembesaran. Induk di pelihara sampai induk tersebut matang gonad atau siap untuk di pijahkan.

  • Pemberian Pakan Induk

Selama pemeliharaan berlangsung induk di beri pakan dengan menggunakan pellet sebagai makanan utamanya dan kentang sebagai pakan tambahan. Pemberian pakan pellet dan kentang di berikan dalam selang waktu lima hari. Dalam pemberian pakan pellet di berikan secara adlibitum terkontrol, sedangkan pemberian pakan kentang di berikan sebanyak 3 butir per hari. Sebelum kentang di berikan kentang tersebut di kupas kemudian di potong-potong kecil sehingga dapat di makan oleh induk tersebut.

II. Pemijahan

Tempat pemijahan berupa bak beton. Guna memperoleh induk matang telur dalam jumlah banyak dan serempak maka perlu dilakukan didalam bak yang mempunyai tinggi bak 2 m, panjang bak 4 m, lebar bak 2,5 m serta ketinggian airnya mencapai 20-30 cm. Persiapan bak pemijahan meliputi pengeringan dasar bak, pencucian bak, dan pengisian dengan air baru serta dengan pemberian aerasi.

Jika kolam pemijahan sudah siap, induk jantan dan betina dimasukkan dalam bak yang telah disiapkan, dengan perbandingan 3:1 atau 5:2 (3 ♀ dan 1 ♂). Selama pemijahan induk diberi pakan kentang selama 5 hari berturut-turut dan pakan pellet selama 5 hari berturut-turut, dilakukan seleksi terhadap induk yang mengandung telur yang siap menetas yaitu yang berwarna coklat keabuan. Induk-induk tersebut ditangkap dan disimpan dalam bak pemijahan.

III. Penetasan Telur

Bak penetasan telur dapat berupa akuarium atau bak beton yang berbentuk bulat. Besar kecilnya wadah tergantung jumlah induk yang akan ditetaskan telurnya. Sebelum digunakan, wadah tersebut harus dibersihkan baik dari kotoran maupun hama dan penyakit dengan menggunakan antibiotik maupun bahan kimia lainnya antara lain :

> Formalin : 0,25-0,50 %

> CU SO4 : 5,0 – 10,00 ppm

> sodium hyploclorit : 10,0 – 150 ppm

> Na O Cl

> Kaporit (Ca O Cl) : 10,0 – 150 ppm

Malachite green : 2,0 – 10,0 ppm

Wadah penetasan diisi air yang bersih dan bebas panyakit dengan kadar garam 3-5 ppt. Sebelum dimasukkan, induk direndam dahulu di dalam larutan malachite green 2-10 ppm selama 5-15 menit. Padat penebaran induk sebesar 5 ekor per 200 liter air. Telur akan menetas 24 – 48 jam pada suhu air 28-30o C. Selama penetasan,air media diaerasi secara terus menerus dan dibersihkan dengan disedot (disiphon) setiap hari. Jumlah larva yang dihasilkan dari 1 ekor induk seberat 30-50 gram sebanyak 11.500 ekor. Larva tersebut segera dipanen untuk dibesarkan di bak pemeliharaan. Untuk mengetahui jumlah larva tersebut kita melakukan sempling.

IV. Pemeliharaan larva

Wadah pemeliharaan larva bisa berupa bak semen berbentuk segi empat, maupun fiber glass berbentuk kerucut. Kapasitas wadah bervariasi antara 300 liter sampai 500 liter. Sebelum digunakan, wadah tersebut dibersihkan dengan menggunakan larutan chlorin 1,5 ppm. Air payau berkadar garam 10-12 ppt dimasukkan ke dalam wadah sebagai media pemeliharaan larva. Padat penebaran 60 – 120 ekor per liter.

Selama 2 hari pertama larva tidak diberi pakan tambahan dan tanpa penggantian air media. Setelah 2 hari berikutnya larva diberi pakan tambahan berupa naupli artemia dan pakan buatan yang mengandung protein 60 % ( 1 kg cumi + 6 butir telur ayam ).

Selamatkan Terumbu Karang!!!


Mengapa Terumbu Karang harus segera kita selamatkan???

Karena terumbu karang merupakan ekosistem yang ada di laut dan peran kehidupan terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan biota air yang ada di laut, sehingga kita harus selamatkan kelestarian terumbu karang yang ada di laut. Struktur tubuh karang banyak terdiri atas kalsium dan karbon. Hewan ini hidup dengan memakan berbagai mikro organisme yang hidup melayang di kolom perairan laut.

Akan tetapi banyak ulah manusia yang merusak sehingga ekosistem laut khususnya terumbu karang. Terumbu karang sangat sensitif jangankan di rusak di ambil beberapa maka rusaklah keutuhannya. Perlu kita ketahui Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah. Dan yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.

Terumbu karang tidak hanya berperan sebagai tempat hidup ribuan biota air sja akan tetapi terumbu karang berperan penting dalam melindungi pantai dari bencana alam di laut misalnya abrasi dan erosi yang menyebabkan kerusakan di laut.

Budidaya Lobster Air Tawar


1. Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan lobster yaitu akuarium dengan berukuran 60x40x20 cm, wadah pemeliharaan di usahakan harus bersih dan harus bebas dari hama. Hal yang harus di lakukan agar akuarium baik untuk pemeliharaan lobster yaitu di bersihkan. Akuarium di bersihkan dengan menggunakan air dan di sikat dengan menggunakan sikat, setelah di sikat lalu di bilas dengan air lalu akuarium di dibersihkan menggunakan sabun dan di bilas lagi agar bakteri pathogen yang ada dalam akuarium mati. Setelah semuanya selesai di bersihkan akuarium di jemur hingga kering. Akuarium di isi air dengan ketinggian 20,30 dan 40 cm dengan 3 buah akuarium. Setelah di isi dengan air, lalu akuarium tersebut di kasih selang aerasi agar oksigen yang ada dalam wadah perairan selalu ada. Setelah di pasang lalu di ukur kualitas airnya.


2. Penebaran Benih.

Benih yang di tebar pada pemeliharaan lobster air tawar yaitu berumur satu minggu setelah penetasan, padat penebaran harus sesuai dengan volume wadah yang akan di jadikan wadah pemeliharaan lobster air tawar. Jumlah lobster yang di tebar terbagi 3 wadah akuarium, yang pertama penebaran akuarium 1 yaitu dengan padat tebar 24 ekor, akuarium 2 padat tebarnya 32 ekor dan akuarium 3 dengan padat tebar 48 ekor. Tujuan dari padat tebar yang berbeda yaitu membandingkan angka mortalitas benih lobster air tawar selama pemeliharaan, pada padat penebaran 48 ekor lobster nya berukuran agak berat di bandingkan dengan padat tebar 24 dan 32 ekor.


3. Pemberian Pakan

Selama pemeliharaan, benih lobster di beri pakan berupa pakan pellet tepung. hal yang penting dalam pemberian pakan yaitu pemilihan pakan, pakan yang di berikan harus sesuai dengan umur Lobster yang di pelihara. Pemberian pakan juga harus rutin dan tepat waktu karna apabila telat dalam pemberian pakan di khawatirkan sifat kanibalisme lobster tersebut akan muncul sehingga akan menagncam lobster yang lain. Pemberian pakan harus sesuai dengan dosis yang sudah di tentukan.

Pemberian pakan di berikan 3 kali sehari, pada waktu pagi hari dengan dosis pemberian pakan 25%, siang hari di berikan 25% dan pada sore hari 50%. Pemberian pakan pada sore hari lebih banyak dikarnakan sifat lobster air tawar yaitu bersifat nocturnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari. Lobster aktif mencari makan pada malam hari oleh karena itu agar pertumbuhan lobster cepat tumbuh kita lakukan pemberian pakan pada malam hari.


4. Penyiponan dan Pergantian Air

Agar kebersihan wadah akuarium budidaya lobster tetap terjaga maka kita lakukan penyiponan, penyiponan di lakukan setiap hari sebelum dilakukan pemberian pakan. Karna sisa pakan yang tidak di makan pada malam hari akan menumpuk di dasar wadah. Penyiponan menggunakan alat sipon kecil dengan cara menyedot selang sipon hingga air tersebut keluar dari selang. Dasar akuarium di sipon hinnga bersih, kotoran yang ada dalam media yaitu sisa pakan dan peses lobster. Setelah di sipon lalu wadah tersebut di kasih air lagi karna pada saat penyiponan air sedikit terbuang.

Pergantian air dilakukan apabila air di media budidaya sudah kelihatan kotor dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Cara pergantian air tidak langsung di ganti langsung akan tetapi air di surutkan hingga 75% dari volume air yang ada dalam media, bertujuan agar lobster yang ada di wadah tersebut tidak sampai kehabisan air. Pergantian air juga akan mengakibatkan percepatan molting.


5. Sampling

Untuk mengetahui pertumbuhan lobster maka sebaiknya kita lakukan sampling, sampling dilakukan bertujuan agar kita dapat mengetahui pertumbuhan lobster dan kita bisa memilih mana lobster yang pertumbuhannya cepat agar kita bisa memindahkan lobster yang kecil dengan lobster yang sudah besar, jika lobster besar di satu kan dengan lobster besar maka sifat kanibalisme lobster besar kan muncul.

Pertumbuhan lobster bila di lihat dari kasat mata yaitu bisa di lihat dari banyaknya lobster yang molting pada setiap harinya. Dan untuk lebih jelas hasil dari sampilngan bisa dilakukan penimbangan, benih yang kita timbang tidak harus semuanya akan tetapi dilakukan menimbang 30% nya dari padat tebar lobster tersebut. Sampling di lakukan seminggu sekali, agar mendapatkan hasil yang maksimal. Sampling yang di ukur yaitu berat dan panjang lobster.


6. Pemanenan

Panen di lakukan setelah berusia 6 minggu, lobster yang di panen sudah berukuran 5 cm, umtuk ukuran tersebut bisa di jual ke para pembudidaya pembesaran lobster. Untuk ukuran 5 cm bisa di hargai dengan harga Rp. 4000,-. Atau bisa juga kita besarkan di kolam pembesaran, lama pembesaran lobster selama 5 bulan, dan mencapai berat 90-100 gram per ekor atau 10-12 ekor per kilo gram.

Untuk cara pemanenan hampir sama dengan pemanenan biasanya yang di lakukan yaitu air di surutkan dengan menggunakan selang, lalu setelah habis lobster tersebut di angkat dan di taruh di ember atau wadah. Apabila hasil panen mau di jual maka lobster tersebut di paking dengan menggunakan plastic atau sterofom, jika mau di besarkan lagi harus langsung di tebar di kolam.

Pembesaran Ikan Mas Di Kolam Air Deras


I. Persiapan kolam

Persiapan kolam bertujuan untuk menyiapkan wadah atau media pemeliharaan, untuk mendapatkan hasil ikan yang optimal. Beberapa kegiatan persiapan wadah atau media di kolam air deras yaitu :


· Pengeringan Dasar Kolam

Pengeringan dasar kolam ini dilakukan bertujuan untuk membersihkan kolam, agar lumpur, kotoran dan sampah yang ada di dalam kolam itu bersih. Karena pada siklus produksi sebelumnya sudah dilkukan kegiatan pembesaran oleh karena itu lumpur dan sampah yang ada di kolam itu masih ada.

· Perbaikan Inlet

Perbaikan inlet bertujuan untuk mengembalikan fungsi komponen tersebut yang mengalami kerusakan setelah digunakan untuk proses produksi yang terdahulu. Kerusakan yang terjadi pada inlet biasanya berupa kebocoran dan menyumbatan saluran inlet, kebocoran inlet dalam suatu kolam sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi pembesaran, karena kebocoran inlet dapat mempengaruhi debit air, jika terjadi kebocoran saluran inlet maka debit air dalam media kolam tersebut akan besar dan debit air yang masuk kedalam kolam akan besar dan mengakibatkan sirkulasi air dalam kolam tinggi maka lingkungan akan tidak optimal.

  • Perbaikan Kolam Outlet

Perbaikan saluran outlet merupakan salah satu bagian dari persiapan kolam. Saluran autlet adalah saluran pengeluaran air, fungsinya yaitu mempermudah penyurutan air dalam melakukan kegiatan penggaraman, penyortiran dan pemanenan. Perbaikan autlet bertujuan untuk mengembalikan fungsi komponen tersebut.

II. Ukuran Benih

Ukuran benih yang ditebar sebaiknya disesuaikan dengan tujuan pemasaran. Penanaman ikan yang direncanakan untuk dipanen sekaligus harus menggunakan ukuran individu benih yang seragam. Penanaman ikan ynag direncanakan untuk dipanen sebagian (skimming) dengan pertimbangan pemasaran, penebaran awal dapat dilakukan dengan ukuran individu yang bervariasi. Berat awal benih ikan yang akan dipelihara dalam kolam air deras sebaiknya lebih besar dari 60 gram atau berkisar 75-100 gram per ekor. Dengan berat tersebut, benih ikan sudah memiliki kemampuan untuk beradaptasi dalam lingkungan air yang mengalir deras. Biasanya, para petani menggunakan benih yang berumur sekitar 2 bulan setelah masa panen benih atau 4-6 bulan dari telur, dengan ukuran 8-12 cm atau rata-rata 10 cm, atau 10-16 ekor per kilogram. Benih ini biasanya disebut dengan nama benih kepalang atau benih gelondong.

III. Padat Penebaran

Volume kolam air deras 7 x 3 meter dan luasnya adalah 21 m2. Biasanya Benih yang ditebar adalah sebanyak 50 kg. Sehingga rata-rata padat penebarannya 2,4 kg atau berkisar 240 ekor/ m2. Dalam satu kg berat ikan yang akan di masukan ke dalam kolam bisa di rata-rata kan 100 ekor ikan.

IV. Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan pada sore hari karena pada sore suhu optimal untuk penebaran sehingga benih yang akan di tebar tidak akan stres. Sebelum di tebar kita timbang dulu benih ikan yang mau di tebar agar padat tebarnya optimal, setelah di timbang maka ikan mas tersebut di tebar ke kolam, akan tetapi penebarannya di lakukan dengan melakukan aklimatisasi terlebih dahulu, agar benih ikan yang mau di tebar tidak stres. Aklimatisasi yaitu penyesuaian organisme atau individu terhadap beberapa faktor lingkungan atau parameter air, misalnya suhu air. Aklimatisasi tersebut dengan melakukan penyesuaian lingkungan suhu dengan cara menyimpan kantong plastik yang berisi benih di saluran air yang masuk pada saluran pemasukan kolam. Selain itu bisa juga dengan melakukan penebaran benih ikan ke kolam dengan cara perlahan-lahan keluar dari tong terus ikan tersebut masuk ke dalam kolam.

V. Pemberian Pakan

Pemberian pakan yang dilakukan di kolam air deras, dilakukan dengan cara adlibithum yaitu memberi makan ikan secara terus menerus sampai ikan kenyang. Pakan yang di gunakan untuk pembesaran yaitu pakan tengegelam dengan ukuran pakan 3 mm. Pemberian pakan dilakukan 1 jam sekali karena pembesaran di kolam air deras tingkat metabolismenya tinggi sehingga laju pengosongan lambungnya capat dan mengakibatkan daya lapar ikan meningkat.

VI. Penyakit

Penyakit adalah suatu gangguan pada organisme yang disebabkan oleh parasit, kekurangan gizi, atau faktor fisika-kimia dalam lingkungan. Tanda-tanda ikan yang terserang penyakit secara umum dapat dilihat dari gejala-gejalanya. Antara lain ikan selalu berenang ke arah sumber air masuk (inlet), tidak mau makan, hilang keseimbangan, gerakannya lamban, megap-megap dipermukaan air dan apabila dipegang akan mudah terkejut dan bergerak menghindar. Secara penampilan fisik terdapat gejala permukaan tubuh menjadi merah berdarah terutama pada bagian perut, dada, dan pangkal sirip. Insang, sirip, dan kulit menjadi rusak. Sisik akan rusak dan tubuh tidak mengeluarkan lendir. Penyakit dapat menular dengan dua cara, yaitu kontak badan akibat kepadatan populasi yang terlalu tinggi dan melalui air akibat penyakit yang diidap ikan mas lain. Penyebab ikan mas dapat dibedakan menjadi dua, penyakit parasiter dan nonparasiter.

VII. Panen.

Panen dilakukan setelah ikan di besarkan di kolam air deras selama 4 bulan, ikan mas konsumsi yang di panen dengan berat 400-700 gram. Sebelum dilakukan pemanenan, terlebih dahulu di siapkan perlengkapan diantaranya, timbangan, tong untuk menimbang ikan, seser, gas, dan plasik. Pemanenan ikan di lakukan pada pagi atau sore hari, pemanenan di lakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam sampai ikan yang mau di timbang sudah kelihatan, sebaiknya air jangan terlalu dangkal karena di kawatirkan ikan tersebut setres. Kemudian ikan di masukan ke dalam tong untuk menimbang ikan, kemudian ikan di timbang sesuai permintaan. Setelah ikan di timbang lalu ikan tersebut di paking dengan menggunakan plasik yang di isi air dan gas.