Selasa, 14 April 2009

Pembesaran Udang Galah


I. Persiapan tambak

Persiapan tambak merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan budidaya dengan tujuan mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam persiapan tambak ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Kontruksi tambak

· Persiapan kontruksi tambak pada intinya adalah mengkondisikan seluruh kontruksi tambak hingga siap dioperasikan. Kontruksi tambak yang harus diperhatikan adalah tanggul, pintu air dan papan pengarah pintu air

· Perbaikan struktur tanah tanggul dengan kokoh agar tidak terjadi kebocoran tanggul

b. Tanah dasar tambak

· Pengangkatan lumpur bertujuan untuk mengangkat lapisan sedimen. Waktu yang efektif yaitu pada saat lumpur masih basah sehingga mempercepat pengangkatan lumpur.

· Pengeringan total dasar tambak dilakukan dengan cara penjemuran selama 2 – 3 hari (tergantung cuaca)

· Pembakaran jerami yang bertujuan untuk memberantas hama dan bibit penyakit.

c. Pengapuran tambak

· Kapur yang digunakan kapur pertanian, caranya disebar secara merata keseluruh tanah dasar tambak dan dinding tambak.

· Kebutuhan kapur per hektar tergantung derajat keasaman tanah tambak (pH). Umumnya, tanah tambak yang sudah beberapa kali digunakan untuk pemeliharaan udang pH nya rendah karena terjadi proses pembusukan bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran sehingga menghasilkan asam dari proses oksidasi.

· Semakin rendah pH tanah, maka jumlah kapur yang diperlukan juga semakin banyak.

d. Persiapan air dan penumbuhan pakan alami

· persiapan tambak paling akhir adalah mengisi air dan menumbuhkan pakan alami. Pakan alami masih sangat dibutuhkan oleh benur yang baru ditebar. Jenis pakan alami yang dibutuhkan adalah diatom dan zooplankton, tumbuhnya pakan alami dengan memberi pupuk kimia (NPK) jangka waktu penumbuhan pakan alami selama satu minggu.

· Jenis pupuk yang digunakan perbandingan 3 : 1 yakni 2,5 gram/m2 air tambak dan TSP 1 gram /m3 air tambak, dilakukan pengisian air 10 cm, pemupukan kedua dapat dilakukan seminggu kemudian, ketinggian air ditinggikan menjadi 20 cm.

·

II. Penebaran benur

1. Pemeliharaan

Benih udang yang siap dipelihara di kolam adalah benih udang stadia juwana atau tokolan. Pemeliharaannya dapat dilakukan dengan dua cara :

a. Monokultur

Pemeliharaan secara monokultur adalah pemeliharaan udang di kolam tanpa dicampur dengan ikan lain. Padat penebaran sebanyak 5-10 ekor/m² bila pemberian pakan tidak intensif dan 20-30 ekor/m² dengan pemberian pakan secara intensif.

b. Polikultur

Pemeliharaan secara polikultur adalah pemeliharaan udang di kolam disatukan dengan ikan lainnya. Adapun yang dapat dibudidayakan dengan udang adalah ikan mola, ikan tawes, ikan nilem, dan ikan “big head”. Padat penebaran ikan 5-10 ekor/m² ukuran 5-8 cm. selama pemeliharaan dapat dilakukan pemupukan susulan setiap 2-3 minggu berupa urea 3-5 kg dan TSP 5-10 kg/Ha kolam.

2. Pemberian pakan

Selain makanan alami selama pemeliharaan udang galah perlu dibarikan pakan tambahan berupa pelet udang dengan kadar protein 25-30 % karena makanan alami yang tersedia tergantung pada tingkat kesuburan perairan kolam. Pada pemeliharaan secara monokultur jumlah pakan tambahan yang diberikan mulai 20 % menurun sampai 5 % dari berat badan total populasi, dengan frekuensi pemberian 4-5 kali sehari, sedangkan pada pemeliharaan secara polikultur jumlah pakan tambahan yang diberikan mulai 6 % menurun sampai 3 % dari berat badan total populasi dengan frekuensi pemberian 4-5 kali sehari.

3. Pengendalian hama dan penyakit

a. Predator

Predator pada pemeliharaan udang galah dikolam adalah beberapa jenis ikan seperti catfish (lele lokal) dan Snakehead, burung dan ular. Kepiting merupakan pengganggu juga karena hewan tersebut melubangi pematang kolam. Untuk mencegah masuknya hewan predator, pada saluran pemasukan air dipasang saringan dan disekeliling pematang dipasang net setinggi 60 cm.

b. Penyakit

Penyakit yang banyak menyerang udang galah adalah “Black spot” yaitu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan kemudian diikuti oleh timbulnya jamur, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dan menurunnya mutu udang. Untuk pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri. Ini digunakan obat antibacterial yang diberikan secara oral melalui pakan.

4. Pengelolaan kualitas air

Timbulnya penyakit pada udang biasanya disebabkan oleh kualitas air pada kolam kurang baik. Hal ini biasanya diakibatkan oleh padat penebaran yang terlalu banyak, rendahnya kandungan oksigen, pengaruh suhu serta tingginya derajat keasaman (pH) sehingga dapat menimbulkan banyak kematian. Air yang dipakai dalam pembesaran udang galah di kolam sebaiknya bebas dari polusi dengan kandungan oksigen lebih dari 7 ml/l, suhu optimum 27-30ºC, derajat keasaman (pH) 7,0-8,5 dan kesadahan total antara 40-150 mg/l.

5. Pemanenan

Pemanenan udang galah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

c. Panen total

Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total, sehingga produksi total dapat segera diketahui. Kerugian system ini adalah udang yang masih kecil ikut dipanen serta membuang air yang telah kaya dengan organisme dan mineral.

d. Panen selektif

Panen selektif dilakukan dengan menggunakan jaring tanpa harus mengeringkan kolam, yang tertangkap hanya udang ukuran tertentu saja. Pemanenan selanjutnya tergantung kepada tingkat pertumbuhan udang. Kerugian system ini adalah banyak membutuhkan tenaga dan bila ada ikan predator tidak dapat dibersihkan dari kolam.


Pembesaran Udang Vanamai


1. Persiapan tambak

· Perbaikan konstruksi tambak

· Pengeringan dan pengangkatan lumpur dasar tambak. Pengeringan selama 1 bulan sampai tanah dasar tambak menjadi retak – retak. Sejalan dengan pengeringan dilakukan pengangkatan lumpur dasar tambak.

· Pemasangan skala air

· Pemasangan saringan air. Pemasangan saringan dilakukan terhadap pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air

· Pemasangan jembatan anco. Pemasangan jembatan anco dilakukan dengan menggunakan rangkaian batang bambu berukuran sekitar 2 m dan dipasang menjorok kedalam tambak dengan penyangga ditanam pada dasar tambak

· Pemasangan kincir. Untuk mensuplai kebutuhan udang akan oksigen terlarut (dissolved oksygen) dalam tambak, digunakan aerator berupa kincir/ paddle wheel dengan perbandingan jumlah benur yang akan ditebar adalah 1 unit : 50.000 ekor.

2. Persiapan Air

Pemasukan air pertama kali dilakukan pada petak penampungan/ tandon melalui saluran utama. Kemudian air tersebut didistribusikan/ disalurkan ke petak pemeliharaan melalui pipa paralon menggunakan pompa submersible 6” sampai ketinggian air mencapai 60 cm.

Petakan tambak yang akan ditebari benur harus bebas dari hama agar tingkat kelangsungan hidup udang dapat dicapai seoptimal mungkin (minimal 70%). Untuk itu, air tambak perlu disucihamakan dengan menggunakan pestisida organik yaitu samponin sebanyak 30 ppm kemudian air diaduk dengan pengoperasian kincir.

Samponin yang ditebar akan menimbulkan busa pada permukaan air tambak selama 3 – 4 hari. Busa tersebut sebaiknya diangkat dengan menggunakan caduk untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan. Setelah air tambak netral, benur udang vanname siap ditebarkan.

3. Penebaran benur

Penebaran benur akan dilaksanakan pada pagi hari pukul 6.00 – 9.00 dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. benur akan mendapat lingkungan media penebaran yang kadar oksigennya semakin membaik, penebaran sore hari akan sebaliknya yaitu akan menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air tambak

2. pengamatan terhadap benur yang baru disebarkan akan lebih mudah dilaksanakan.

Untuk mencegah tingginya tingkat kematian (mortalitas) benur pada saat dan setelah penebaran, dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu terhadap benur yang akan ditebar, baik aklimatisasi salinitas, suhu maupun pH.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan pembesaran udang vanamai berlangsung selama 4 bulan dengan berat badan udang 400 grm dalam pemeliharaan pembesaran udang vanamai harus terjaga kualitas air dan hama penyakit, salinitas tambak harus stabil. Untuk malam hari biasanya dilakukan pengontrollan saluran inlet dan autlet serta pemberian pakan pada malam hari.

5. Pemberian pakan

Berdasarkan spesifikasi teknologi yang diterapkan yaitu semi intensif, maka penyediaan pakan meliputi pakan alami dan pakan tambahan. Penyediaan pakan alami melalui pemupukan dengan pupuk organik (kotoran ayam/ postal) dan pemberian probiotik (Star Bio Plus) serta pengelolaan kualitas air yang teratur dan kontinyu. Lingkungan budidaya yang dikelola dengan baik sangat dinamis dan mampu menyediakan pakan alami bagi udang dalam tambak.

Disamping pakan alami dan untuk meningkatkan produktivitas udang vanname membutuhkan pakan tambahan berupa pakan buatan yang telah diolah dalam bentuk fine crumble dan pellet.

6. Pengelolaan kualitas air

Selama proses pemeliharaan dilakukan pengelolaan kualitas air untuk mencegah dan mengatasi adanya penurunan kualitas air. Jenis kegiatan yang dilakukan tergantung pada hasil monitoring. Monitoring kualitas air dilakukan 3 kali setiap hari, yaitu pagi, siang dan sore hari. Adapun kualitas air yang dimonitor meliputi salinitas, suhu, pH, kecerahan, warna, kadar oksigen terlarut (DO), jenis plankton dan sebagainya.

7. Pemanenan

Pemanenan akan dilakukan setelah udang mencapai umur 120 hari pemeliharaan di tambak atau disesuaikan dengan laju pertumbuhan udang. Apabila berat rata-rata (ABW) telah mencapai standar permintaan pasar (30 ekor/kg) maka panen dapat dilaksanakan walaupun masa pemeliharaan belum mencapai 120 hari. Proses pemanenan akan dimulai pada malam hari sampai dini hari untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Petak tambak yang akan dipanen dikuras airnya terlebih dahulu menggunakan pintu pengeluaran dan pompa submersible 6". Setelah air tambak mencapai 50 % dari volume semula maka udang segera di tangkap menggunakan jala lempar (felling gear) dan sudu. Kemudian udang di tampung ke dalam wadah yang telah disiapkan sebelumnya.

Sejalan dengan penangkapan udang menggunakan jala lempar dan sudu, pengurasan air tambak terus dilakukan sampai tambak menjadi kering. Setelah itu, sisa udang yang masih dalam tambak segera dikumpulkan menggunakan tangan kosong (ngegogo). Udang hasil panen langsung dicuci dengan air bersih kemudian direndam dalam wadah tertentu (fiber glass) yang telah diidi dengan air es. Setelah itu udang disortir (dikelompokkan berdasarkan ukuran) kemudian ditimbang dab dipasarkan.