Selasa, 14 April 2009

Pembesaran Udang Vanamai


1. Persiapan tambak

· Perbaikan konstruksi tambak

· Pengeringan dan pengangkatan lumpur dasar tambak. Pengeringan selama 1 bulan sampai tanah dasar tambak menjadi retak – retak. Sejalan dengan pengeringan dilakukan pengangkatan lumpur dasar tambak.

· Pemasangan skala air

· Pemasangan saringan air. Pemasangan saringan dilakukan terhadap pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air

· Pemasangan jembatan anco. Pemasangan jembatan anco dilakukan dengan menggunakan rangkaian batang bambu berukuran sekitar 2 m dan dipasang menjorok kedalam tambak dengan penyangga ditanam pada dasar tambak

· Pemasangan kincir. Untuk mensuplai kebutuhan udang akan oksigen terlarut (dissolved oksygen) dalam tambak, digunakan aerator berupa kincir/ paddle wheel dengan perbandingan jumlah benur yang akan ditebar adalah 1 unit : 50.000 ekor.

2. Persiapan Air

Pemasukan air pertama kali dilakukan pada petak penampungan/ tandon melalui saluran utama. Kemudian air tersebut didistribusikan/ disalurkan ke petak pemeliharaan melalui pipa paralon menggunakan pompa submersible 6” sampai ketinggian air mencapai 60 cm.

Petakan tambak yang akan ditebari benur harus bebas dari hama agar tingkat kelangsungan hidup udang dapat dicapai seoptimal mungkin (minimal 70%). Untuk itu, air tambak perlu disucihamakan dengan menggunakan pestisida organik yaitu samponin sebanyak 30 ppm kemudian air diaduk dengan pengoperasian kincir.

Samponin yang ditebar akan menimbulkan busa pada permukaan air tambak selama 3 – 4 hari. Busa tersebut sebaiknya diangkat dengan menggunakan caduk untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan. Setelah air tambak netral, benur udang vanname siap ditebarkan.

3. Penebaran benur

Penebaran benur akan dilaksanakan pada pagi hari pukul 6.00 – 9.00 dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. benur akan mendapat lingkungan media penebaran yang kadar oksigennya semakin membaik, penebaran sore hari akan sebaliknya yaitu akan menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air tambak

2. pengamatan terhadap benur yang baru disebarkan akan lebih mudah dilaksanakan.

Untuk mencegah tingginya tingkat kematian (mortalitas) benur pada saat dan setelah penebaran, dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu terhadap benur yang akan ditebar, baik aklimatisasi salinitas, suhu maupun pH.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan pembesaran udang vanamai berlangsung selama 4 bulan dengan berat badan udang 400 grm dalam pemeliharaan pembesaran udang vanamai harus terjaga kualitas air dan hama penyakit, salinitas tambak harus stabil. Untuk malam hari biasanya dilakukan pengontrollan saluran inlet dan autlet serta pemberian pakan pada malam hari.

5. Pemberian pakan

Berdasarkan spesifikasi teknologi yang diterapkan yaitu semi intensif, maka penyediaan pakan meliputi pakan alami dan pakan tambahan. Penyediaan pakan alami melalui pemupukan dengan pupuk organik (kotoran ayam/ postal) dan pemberian probiotik (Star Bio Plus) serta pengelolaan kualitas air yang teratur dan kontinyu. Lingkungan budidaya yang dikelola dengan baik sangat dinamis dan mampu menyediakan pakan alami bagi udang dalam tambak.

Disamping pakan alami dan untuk meningkatkan produktivitas udang vanname membutuhkan pakan tambahan berupa pakan buatan yang telah diolah dalam bentuk fine crumble dan pellet.

6. Pengelolaan kualitas air

Selama proses pemeliharaan dilakukan pengelolaan kualitas air untuk mencegah dan mengatasi adanya penurunan kualitas air. Jenis kegiatan yang dilakukan tergantung pada hasil monitoring. Monitoring kualitas air dilakukan 3 kali setiap hari, yaitu pagi, siang dan sore hari. Adapun kualitas air yang dimonitor meliputi salinitas, suhu, pH, kecerahan, warna, kadar oksigen terlarut (DO), jenis plankton dan sebagainya.

7. Pemanenan

Pemanenan akan dilakukan setelah udang mencapai umur 120 hari pemeliharaan di tambak atau disesuaikan dengan laju pertumbuhan udang. Apabila berat rata-rata (ABW) telah mencapai standar permintaan pasar (30 ekor/kg) maka panen dapat dilaksanakan walaupun masa pemeliharaan belum mencapai 120 hari. Proses pemanenan akan dimulai pada malam hari sampai dini hari untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Petak tambak yang akan dipanen dikuras airnya terlebih dahulu menggunakan pintu pengeluaran dan pompa submersible 6". Setelah air tambak mencapai 50 % dari volume semula maka udang segera di tangkap menggunakan jala lempar (felling gear) dan sudu. Kemudian udang di tampung ke dalam wadah yang telah disiapkan sebelumnya.

Sejalan dengan penangkapan udang menggunakan jala lempar dan sudu, pengurasan air tambak terus dilakukan sampai tambak menjadi kering. Setelah itu, sisa udang yang masih dalam tambak segera dikumpulkan menggunakan tangan kosong (ngegogo). Udang hasil panen langsung dicuci dengan air bersih kemudian direndam dalam wadah tertentu (fiber glass) yang telah diidi dengan air es. Setelah itu udang disortir (dikelompokkan berdasarkan ukuran) kemudian ditimbang dab dipasarkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar